Kisah Para Eksil dan Cinta Sejatinya
Judul
Film
: Surat dari Praha (Letters from Prague)
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Produser : Angga Dwimas Sasongko,
Anggia Kharisma,
Handoko Hendroyono, Chicco Jerikho
Penulis : M. Irfan Ramli
Produksi : Visinema Pictures
Pemeran : Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, Rio Dewanto,
Chicco Jerikho, Jajang C. Noer, Shafira Umm
Durasi : 94 menit
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Handoko Hendroyono, Chicco Jerikho
Penulis : M. Irfan Ramli
Produksi : Visinema Pictures
Pemeran : Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, Rio Dewanto,
Chicco Jerikho, Jajang C. Noer, Shafira Umm
Durasi : 94 menit
Surat
dari Praha merupakan film yang bergenre drama romantis yang sangat ditunggu oleh
penikmat film Indonesia. Film ini terinspirasi dari kisah masa lalu para
mahasiswa ikatan dinas Indonesia yang dikirim oleh Presiden Sukarno ke Praha
lalu memilih untuk menolak idealisme orde baru sehingga kehilangan
kewarganegaraan dan tidak dapat kembali ke Indonesia serta lagu-lagu Glen
Fredly yang memiliki andil dalam
jalannya film ini.
Warisan Bersyarat
Kisah
ini berawal saat Kemala Dahayu Larasati atau Laras (Julie Estelle) yang meminta
ibunya untuk meminjamkan sertifikat rumah kepadanya guna untuk melunasi utang
utang mantan suaminya. Tetapi, Sulastri (Widyawati) tak memberikan sertifikat
tanah tersebut hingga ajal menemuinya.
Selepas
kepergian Sulastri, Laras sebagai anak satu-satunya mendapatkan warisan rumah
dan seisinya tetapi dengan syarat dia harus mengantarkan sebuah kotak dan
sepucuk surat kepada Mahdi Jayasri (Tio Pakusadewo), nama yang tertera di surat
tersebut. Laras harus mengantarkan surat tersebut ke alamat yang tertera yaitu
di Praha dan meminta tanda tangan kepada Mahdi Jayasri di surat terima agar Laras
mendapatkan warisan rumah dari ibunya.
Arti Pengorbanan Cinta Sejati
Laras
memutuskan untuk segera terbang ke Praha. Ia berfikir setibanya ia disana ia
akan langsung memberikan surat dan kotak tersebut lalu meminta tanda terima dan
segera pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan segala permasalahannya.
Namun,
takdir tak berjalan sesuai dengan keinginannya. Jaya tidak mau menerima kotak dan
surat tersebut. Bahkan ia seketika mengusir Laras tanpa alasan yang jelas.
Laras pun pergi meninggalkan apartemen Jaya. Malangnya, Laras pun mengalami
perampokan saat sedang berada di dalam taksi hingga seluruh barangnya raib di
rampok kecuali sebuah kotak dan surat tersebut. Kemudian, Laras terpaksa
kembali ke apartemen Jaya dan meminta untuk tinggal disana karena ia tidak
memiliki apa pun setelah kejadian perampokan menimpanya.
Hari
demi hari berlalu, setiap hari Laras selalu mendesak Jaya untuk menandatangani
surat tanda terima tersebut dan Jaya pun selalu menolaknya. Hingga pada suatu
hari, ia penasaran apa isi dibalik kotak yang ibunya wasiatkan untuk diberikan
kepada Jaya. Laras pun membukanya dan seketika terkejut dengan isinya. Isinya
adalah surat-surat yang telah dikirimkan oleh Jaya kepada Ibunya yang membuat
hubungan Ibu dengan Ayahnya tidak harmonis dan berujung perceraian.
Laras
pun seketika menanyakan apa maksud Jaya mengirimkan surat-surat tersebut kepada
Ibunya setelah 20 tahun menghilang tanpa kabar. Laras menganggap Jaya hanya
merusak hubungan orang, karena Jaya mulai mengirim surat saat Sulastri sudah
menikah dan memiliki Laras. Bahkan Laras pun sempat menuduh Jaya komunis karena
menganggap Jaya tidak berani datang langsung ke Indonesia dan hanya mengirimkan
surat-surat tersebut yang membuat Ibunya hanya mengurung diri di kamar setiap
hari.
Jaya
yang mendengar perkataan Laras pun sontak marah dan tidak terima dengan apa yang
telah dikatakan Laras. Kemudian, Jaya pun menjelaskan bahwa ia bukanlah komunis
namun ia hanya menolak orde baru dan Soeharto sehingga ia kehilangan
kewarganegaraan dan tidak bisa kembali ke tanah air. Jaya pun memberikan alasan
mengapa ia tidak kembali ke Indonesia karena ia tidak ingin melihat Sulastri
dipenjara tanpa diadili karena berhubungan dengan tahanan politik yang
menentang orde baru.
Setelah
mengetahui semuanya, Laras pun menerima apa yang telah terjadi. Jaya pun sudah
bersedia menandatangani surat tanda terima tersebut. Hingga pada akhirnya Laras
mampu menemukan kembali arti cinta sejati dan Jaya dapat berdamai dengan kisah
cinta masa lalunya.
Cinta
Sejati dari Sudut Pandang yang berbeda
Dari sisi pengambila gambar, film
ini sangat indah karena memiliki latar kota Praha yang mendukung kesan romantis
yang ada pada film.Lagu-Lagu yang yang mengiringi dalam film seperti ‘Sabda
Rindu’ seakan membuat suasana lebih hidup. Film yang berdurasi 94 menit ini
tidak terasa membosankan karena alur percintaan yang dibuat berbeda dengan
biasanya. Alur yang diambil berdasarkan pada cerita orde baru sehingga kisah
percintaan yang ada dibumbui dengan sedikit cerita politik pada waktu itu tanpa
terasa menyinggung. Itulah mengapa film ini harus ditonton karena memberikan
alur cinta tetapi dari sudut yang berbeda.
Penulis : Fatimah Nurul Nikmah
No :
11 (absen baru)
Kelas : XI IPA 11
Sekolah : SMA Negeri 2 Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar