Jumat, 17 Maret 2017

Tugas Proyek : Teks Ulasan Film Surat dari Praha

 Kisah Para Eksil dan Cinta Sejatinya



Judul Film                : Surat dari Praha (Letters from Prague)
Sutradara                  : Angga Dwimas Sasongko
Produser                   : Angga Dwimas Sasongko, Anggia Kharisma, 

                                   Handoko Hendroyono, Chicco Jerikho 
Penulis                      : M. Irfan Ramli
Produksi                   : Visinema Pictures
Pemeran                   : Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, Rio Dewanto, 

                                   Chicco Jerikho, Jajang C. Noer, Shafira Umm
Durasi                       : 94 menit

Surat dari Praha merupakan film yang bergenre drama romantis yang sangat ditunggu oleh penikmat film Indonesia. Film ini terinspirasi dari kisah masa lalu para mahasiswa ikatan dinas Indonesia yang dikirim oleh Presiden Sukarno ke Praha lalu memilih untuk menolak idealisme orde baru sehingga kehilangan kewarganegaraan dan tidak dapat kembali ke Indonesia serta lagu-lagu Glen Fredly yang  memiliki andil dalam jalannya film ini.
Warisan Bersyarat
            Kisah ini berawal saat Kemala Dahayu Larasati atau Laras (Julie Estelle) yang meminta ibunya untuk meminjamkan sertifikat rumah kepadanya guna untuk melunasi utang utang mantan suaminya. Tetapi, Sulastri (Widyawati) tak memberikan sertifikat tanah tersebut hingga ajal menemuinya.
            Selepas kepergian Sulastri, Laras sebagai anak satu-satunya mendapatkan warisan rumah dan seisinya tetapi dengan syarat dia harus mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat kepada Mahdi Jayasri (Tio Pakusadewo), nama yang tertera di surat tersebut. Laras harus mengantarkan surat tersebut ke alamat yang tertera yaitu di Praha dan meminta tanda tangan kepada  Mahdi Jayasri di surat terima agar Laras mendapatkan warisan rumah dari ibunya.
Arti Pengorbanan Cinta Sejati
            Laras memutuskan untuk segera terbang ke Praha. Ia berfikir setibanya ia disana ia akan langsung memberikan surat dan kotak tersebut lalu meminta tanda terima dan segera pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan segala permasalahannya.
            Namun, takdir tak berjalan sesuai dengan keinginannya. Jaya tidak mau menerima kotak dan surat tersebut. Bahkan ia seketika mengusir Laras tanpa alasan yang jelas. Laras pun pergi meninggalkan apartemen Jaya. Malangnya, Laras pun mengalami perampokan saat sedang berada di dalam taksi hingga seluruh barangnya raib di rampok kecuali sebuah kotak dan surat tersebut. Kemudian, Laras terpaksa kembali ke apartemen Jaya dan meminta untuk tinggal disana karena ia tidak memiliki apa pun setelah kejadian perampokan menimpanya.
            Hari demi hari berlalu, setiap hari Laras selalu mendesak Jaya untuk menandatangani surat tanda terima tersebut dan Jaya pun selalu menolaknya. Hingga pada suatu hari, ia penasaran apa isi dibalik kotak yang ibunya wasiatkan untuk diberikan kepada Jaya. Laras pun membukanya dan seketika terkejut dengan isinya. Isinya adalah surat-surat yang telah dikirimkan oleh Jaya kepada Ibunya yang membuat hubungan Ibu dengan Ayahnya tidak harmonis dan berujung perceraian.
Laras pun seketika menanyakan apa maksud Jaya mengirimkan surat-surat tersebut kepada Ibunya setelah 20 tahun menghilang tanpa kabar. Laras menganggap Jaya hanya merusak hubungan orang, karena Jaya mulai mengirim surat saat Sulastri sudah menikah dan memiliki Laras. Bahkan Laras pun sempat menuduh Jaya komunis karena menganggap Jaya tidak berani datang langsung ke Indonesia dan hanya mengirimkan surat-surat tersebut yang membuat Ibunya hanya mengurung diri di kamar setiap hari.
Jaya yang mendengar perkataan Laras pun sontak marah dan tidak terima dengan apa yang telah dikatakan Laras. Kemudian, Jaya pun menjelaskan bahwa ia bukanlah komunis namun ia hanya menolak orde baru dan Soeharto sehingga ia kehilangan kewarganegaraan dan tidak bisa kembali ke tanah air. Jaya pun memberikan alasan mengapa ia tidak kembali ke Indonesia karena ia tidak ingin melihat Sulastri dipenjara tanpa diadili karena berhubungan dengan tahanan politik yang menentang orde baru.
            Setelah mengetahui semuanya, Laras pun menerima apa yang telah terjadi. Jaya pun sudah bersedia menandatangani surat tanda terima tersebut. Hingga pada akhirnya Laras mampu menemukan kembali arti cinta sejati dan Jaya dapat berdamai dengan kisah cinta masa lalunya.
Cinta Sejati dari Sudut Pandang yang berbeda
            Dari sisi pengambila gambar, film ini sangat indah karena memiliki latar kota Praha yang mendukung kesan romantis yang ada pada film.Lagu-Lagu yang yang mengiringi dalam film seperti ‘Sabda Rindu’ seakan membuat suasana lebih hidup. Film yang berdurasi 94 menit ini tidak terasa membosankan karena alur percintaan yang dibuat berbeda dengan biasanya. Alur yang diambil berdasarkan pada cerita orde baru sehingga kisah percintaan yang ada dibumbui dengan sedikit cerita politik pada waktu itu tanpa terasa menyinggung. Itulah mengapa film ini harus ditonton karena memberikan alur cinta tetapi dari sudut yang berbeda.


Penulis             : Fatimah Nurul Nikmah
No                   : 11 (absen baru)
Kelas               : XI IPA 11
Sekolah           : SMA Negeri 2 Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar