Selasa, 21 Maret 2017

Tugas Proyek : Ulasan film My Stupid Boss

Boss yang Super Ajaib

Poster My Stupid Boss .jpg
Judul           :  My Stupid Boss
Sutradara     :  Upi Avianto
Produser      :  Frederica
Skenario      :  Upi Avianto
Pemeran      :  Bunga Citra Lestari, Reza Rahadian, Alex Abbad, Chew Kinwah,  Bront  
                       Palarae, Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnain, Melissa Karim
Penyunting  :  Wawan I. Wibowo
Produksi      :   Falcon Pictures
Durasi         :   108 menit

            My Stupid Boss merupakan film yang dikategorikan sebagai film komedi. Film yang dirilis pada 19 Mei 2016 ini disutradarai oleh Upi Avianto. Film ini diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama karya Chaos@Work. Pengambilan gambar pada film ini dilakukan di Inonesia dan Malaysia. berhasil terpilih menjadi nominasi dalam 6 kategori di Festival Film Indonesia 2016 dan memenangi 3 diantaranya meliputi Pemeran Utama Pria Terbaik (Reza Rahadian), Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Alex Abbad), dan Penyunting Gambar Terbaik. Selain itu My Stupid Boss juga berhasil memenangi kategori Pemeran Utama Pria Terpuji (Reza Rahadian) di Festival Film Bandung 2016 


Keinginan Mencari Kerja
            Kisah ini diawali oleh seorang wanita bernama Diana (Bunga Citra Lestari) yang selalu mengikuti suaminya berpindah pindah negara dikarenakan urusan pekerjaan suaminya. Setelah berpindah pindah akhirnya mereka menetap di Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur. Suaminya sendiri Dika (Alex Abbad) bekerja sebagai konsultan perusahaan minyak. Dalam pekerjaannya, Dika tak perlu repot repot menyiapkan kemeja dan sepatu kerja mengetahui pekerjaannya itu dapat ia kerjakan di rumahnya hanya dengan mengenakan piama. Meskipun sesekali ia harus pergi untuk melakukan apat dengan kliennya.
            Tiga bulan menetap di Malaysia, membuat Diana merasa sesak dan jenuh karena dalam tiga bulan tersebut ia hanya mengurusi keperluan di rumah dan tidak bekerja. Hal ini membuat Diana berkeputusan untuk bekerja lagi di suatu perusahaan.
            Besoknya, Diana mulai melamar di suatu perusahaan di mana bos perusahaan tersebut adalah orang Indonesia sekaligus teman kuliah Dika saat di Amerika. Awalnya Diana beranggapan ini akan mudah karena bos perusahaan itu sama sama orang Indonesia.

Anggapan yang Salah
Sesampainya di perusahaan, Diana mengantri untuk wawancara kerja. Disaat mengantri Diana melihat karyawan perusahaan yang berkelakuan tidak sewajarnya layaknya orang orang yang putus asa, ditambah lagi ia melihat seorang pengacara yang memecat dirinya sendiri karena jengkel dengan bos perusahaan tersebut, bahkan ada juga para pelamar yang marah marah ketika interview. Hal ini membuat perasaan Diana menjadi tidak enak.
            Disaat gilirannya wawancara, bosnya justru keluar dari ruangannya untuk memeriksa absen para karyawan. Betapa herannya Diana melihat kelakuan seorang bos yang seenaknya memotong gaji para karyawaannya dikarenakan hanya terlambat beberapa menit. Setelah memeriksa absen, bos tersebut melirik ke Diana dan mengira Diana adalah peminta sumbangan. Bos tersebut kemudian menyuruh karyawannya Shikin (Atikah Suhaime). Mendengar hal tersebut, Diana sontak memberi tahu pada bos tersebut bahwa ia ingin melamar pekerjaan dan mengaku sebagai istri dari Dika. Namun si Bos tak percaya dan menanyakan apa kah yakin Diana istri Dika berkali kali. Hal ini membuat Diana merasa aneh.
            Disaat wawancaranya, Diana ditempatkan oleh si Bossebagai Ketua Kerani. Bos juga memberitahu Diana, agar ia memanggil si Bos dengan sebutan Bossman. Setelah wawancara, bukanya menyuruh Diana untuk bekerja, Bossman justru membuang buang waktu dengan memerkan kelebihan perusahaannya dan menceritakan pengalaman pengalamannya dulu saat tinggal di Amerika. Diana sendiri jengkel mendengar celotehan bosnya itu.
            Diujung celotehannyanya, Bossman justru menyalahkan Diana karena membuang buang waktu. Diana sontak kaget dan bingung terhadap sikap ajaib bos barunya ini. Akhirnya, Diana memutuskan untuk bekerja mulai besok.

Hari Pertama Bekerja
            Hari pertama bekerja, Diana sudah disibukkan dengan banyak file yang harus ia kerjakan. Ditambah lagi pengerjaannya tanpa komputer, dikarenakan sikap Bossman yang sangat curiga dan takut jika karyawannya menipu. Disaat Diana membaca file file tersebut, Bossman memanggilnya dan menyuruhnya mengambil salah satu file dan membacakannya.
            Selain itu ia diperkenalkan pada pekerja kasar lainnya. Meskipun para karyawan tidak mengerti bahasa yang digunakan Bossman, Bossman tetap lanjut berbicara tanpa berhenti. Kemudian Bossman mengajak Diana berkeliling melihat pekerjaan karyawan lainnya. Diana juga memperhatikan Bossman yang sering menyalahklan karyawannya karena masalah masalah yang tidak jelas dan tidak pada tempatnya. Saat diberi saran Bossman justru marah marah.
            Di dini haripun, tidur Diana bahkan diusik oleh Bossman yang berencana untuk mengadakan rapat dengan karyawan pukul sembilan pagi dimana pada akhirnya rapat itu hanya membahas mengenai mimpi Bossman pada malam hari. Hal ini membuat karyawan lain termasuk Diana menjadi sangat kesal.

Mulai Mengenal Si Boss
            Baru bekerja sebentar Diana mulai mengenal hampir seluruh sifat Bossman. Bossman merupakan orang yang pelupa. Selain itu ia merupakan orang yang jika berbicara suka ceplas ceplos tanpa memikirkan kata kata yang ia ucapkan terlebih dahulu. Bossman juga orang yang pelitnya minta ampun. Apapun akan ia lakukan untuk perusahaan selama itu tak mengeluarkan uang. Dan yang paling menjengkeklkan ia selalu merasa benar.
            Karyawan karyawan lain juga sangat menderita dikarenakan kepribadian ajaib sang Bos. Diana sering sekali mendengar curhatan curhatan dari teman kerjanya yang lain mengenai penderitaan yang mereka alami selama bekerja di perusahaan Bossman mereka. Namun satu hal yang ia dan kawan kawannya sependapat dengan Bossman adalah mengenai rasa masakan istri Bossman yang sangat mengerikan.
            Hari demi hari bekerja di perusahaan Bossman, Diana akhirnya menyadari bahwa ini adalah mimpi terburuknya. Meskipun ingin keluar tetapi Diana sudah terikat kontrak kerja sehingga ia terpaksa harus bertahan. Bekerja dengan Bossman adalah hal paling bodoh yang Diana lakukan. Suaminya, Dika selalu berusaha menenangkan dan menyemangatiDiana setiap kali Diana pulang kerja.
            Satu satunya cara agar Diana dapat keluar dari perusahaan Bossman yaitu dengan cara membuat Bossman kesal dan memecatnya. Dengan cara itu justru Bossman yang harus membayar ganti rugi padanya. Perang mental pun terjadi. Siapa yang paling kuat dan bertahan, dialah pemenangnya.

Pembalasan
            Selalu dibuat kesal oleh ulah Bossmannya itu Diana akhirnya memutuskan untuk membalas dendam kepada Bossman. Pada awal pembalasannya, Diana memotong kabel yang menghubungkan towa pengunguman yang selalu digunakan Bossman. Tidak haya itu, Diana juga membuat Bossman tidak bisa mengelak dari mertuanya ketika, mertuanya ingin memeriksa perusahaan Bossman.
            Diana juga selalu menelfon Bossman ketika Bossman sedang berlibur ke Amerika. Layaknya yang pernah Bossman lakukan pada Diana, Diana menelfon Bossman pada dini hiri waktu Amerika. Bossman yang sedang tidurpun setiap malam terusik akan urusan urusan perusahaan yang Diana tanyakan di telepon.
            Bossman bahkan dibuat tidak bisa mengelak dari penagih hutang yang hutangnya belum dibayar 8 bulan oleh Bossman. Hal ini membuat Diana menjadi geli dan senang. Bukannya membayar hutang, Bossman justru kabur lewat pintu rahasia di ruangannya dan pergi dengan ojek.
            Pembalasan pembalasannya itu membuat Diana tertawa terbahak bahak ketika ia sedang ada di rumah bersama suaminya. Suaminya yang melihat bahkan agak khawatir mengenai keadaan istrinya itu.
            Namun semuanya memuncak ketika Bossman menuduh Diana menyalahgunakan uang perusahaan. Hal ini membuat Diana sakit hati dan mengancam menuntut Bossman ke polisi. Sejak peristiwa itu Diana tidak pernah masuk kerja.
            Bossman yang menyesal selalu berusaha meminta maaf kepada Diana. Bossman bahkan mengunjungi rumah Diana untuk bermain bersama suaminya yang merupakan teman lamanya sekaligus untuk meminta maaf kepada Diana. Namun setiap Bossman datang Diana selalu mengusirnya.

Ada Kebaikan Dibalik Semua Itu
            Diana akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya tak peduli Bossman akan mecegahnya. Keputusan Diana ini sudah sangat bulat. Belum sempat Diana mengatakan tujuannya yang sebenarnya, Bossman justru langsung mengajak oleh Diana menuju suatu tempat yang merupakan rumah kebajikan.
            Disana mereka berbicara dengan pengurus rumah kebajikan tersebut. Bossman berencana memperbaiki fasilitas fasilitas yang ada di sana. Diana sontak kebingungan dan bertanya pada bosnya tersebut bagaimana keadaannya.
            Bossman bercerita bahwa ia pernah ditolong oleh  seorang bocah yang memiliki kekurangan dimana bocah tersebut tinggal di rumah kebajikan yang akan  kini direncanakan bossman untuk direnovasi. Bossman juga sedikit curhat bahwa ia malu melihat orang yang banyak kekurangan tetapi masih bisa menolong, sedangkan ia sendiri masih berat untuk peduli.
            Hal ini membuat Diana mberubah pikiran dan menyadari suatu hal yang tak pernah ia sadari sebelumnya. Di akhir diana memutuskan untuk kembalik bekerja kepada Bossman.

Evaluasi
            Film yang dikategorikan sebagai drama komedi ini, menyajikan cerita yang jenaka mengenai hubungan antara karyawan dan seorang bos yang memiliki kepribadian yang sangat menyebalkan. Dalam pembuatannya, para pemeran film tersebut menyuguhkan suatu suasana nyata ketika terjebak dalam dilema perusahaan yang dipimpin oleh seorang bos yang memiliki kepribadian yang aneh. Di samping itu penentuan lattar sangat tepat. Sebagai contoh, perusahaan yang dipimpin oleh Bossman yang merupakan orang yang berperilaku pelit terlihat sangat tak terawat dan suasana tempat kerja dimana karyawan karyawannya yang tak ada semangat.  Film ini sangat dianjurkan untuk ditonton mengingat jarang ada film seperti ini di Indonesia.

Dhimas Aryawan W
XI IPA 11
07
           



           



           

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar